A.
Pendahuluan
1.
Judul : Belenggu
2.
Penulis : Armijn Pane
3.
Sinopsis :
Dia tertiarap dilantai, kedua belah tangannya
bersila menutupi matanya. Badannya tersentak-sentak karena menangis tertahan-tahan.
Kartono melutut, hendak mengangkat badan Yah. Yah menolak “Biarkan dahulu.”
“Air matanya yang membendung hati ku telah mengalir
… tidak kah ka ingat dengan Rohayah?”
Kartono bangun berdiri karena herannya : “Rohayah,
Rohayah!” katanya berulang-ulang seolah-olah menghafalkan nama Negeri, hendak
mengingatkan barang apa yang sudah dipelajarinya tentang Negeri itu.
“Engkaulah Rohaya? Rohayah kawanku dahulu?”
Rohayah tersenyum : “Bukan, kawanmu sekarang.”
Katanya pula sungguh-sungguh : “Percayalah engkau aku Rohayah? Dahulu aku
menyebut diriku Nyonya Eni, engkau percaya. Mengapakah aku tidak mungkin
ROhayah? Apakah perlunya engkau ketahui siapa aku sebenarnya? Apakah nama?”
Kartono tersenyumpula: “karena lagu lama timbul
lagi, lakon lama tersambung … ah, engkau rupanya selalu dalam hatiku …”
“Tertimbun oleh ingatan akan gadis-gadis yang ribuan
banyaknya”
Kartono tiada peduli akan olok-olok itu, dia terus
juga: “..terus pendam dalam perbendaharaan hatiku tersimpan baik-baik..”
“yaitu
sepenggal nama saja...”
“tiada ku ketahui, timbul juga namamu dengan tiada
kuketahui, karena bayang-bayangan ingatan yang tergambar pada air mukamu”
“Tono, tapi bayang-bayang saja, tetapi tahu tidak”
“Tahu, tahu Yah, perasaanku tiada salah, pikiranku
tiada tahu, tapi perasaanku merasa”
“Tapi kalau tiada ku katakan”
“Engkau aku tiada tahu”
“Engkau tiada tahu aku Rohayah”
B.
Isi
1.
Unsur Intrinsik
a.
Tema
Novel ini berisi tentang kisah manusia biasa. Lebih
dominan menceritakan cinta segitiga antara Sukartono, Sumartini dan Rohayah.
b.
Amanat
Novel ini mengajarkan kita untuk saling berbaggi dan
tolong menolong dengan sesama. Banyak kritikan tentang sosial yang tajam dan
bisa menjadi sebuah pembelajaran bagi generasi muda.
c.
Alur
Alurnya campuran. Sebegai contoh pada saaat Kartono
berada dikamar Rohayah, di situ Kartono mencoba mengingat kembali masa-masa dia
bersama Yah waktu dulu. Dan setelah itu Kartono dan Yah semakin dekat, Kartono
sering mengunjungi Yah.
d.
Latar
1.
Latar tempat : di Rumah Sakit,
Kamar yah, Bandung dan Tanjung Priok
2.
Latar waktu : Pagi, siang dan
malam hari
e.
Sudut pandang
Sudut pandang pada novel Belenggu, Armijn Pane tidak
menceritakan tentang dirinya, melainkan dia menceritakan orang lain. Dengan
kata lain, pengarang sebagai orang ketiga.
f.
Tokoh
a.
Sukartono : Baik, sangat mencintai pekerjaannya, penyayang, dan sabar
b.
Sumartini : Modern, mandiri, dan
memiliki ego yang tinggi
c.
Rohayah : Lemah lembut, dan Penuh
perhatian
g.
Bahasa :
Bermajas dan berdiksi
1.
Majas
·
Personifikasi
“Yah, tiada gelap, tiada tersembunyi, ialah
pemandangan luas, disinari matahari, pemandangan lepas, tiada teralang oleh
barang sesuatu juga. Tini gelap, pintu jiwanya tertutup, dikuncinya, kesimpulan
pikiran yang hidup tersembunyi dalam dirinya. Tini gunung berapi yang banyak
tingkah.”
· Metafora
“Ah, engaku seperti anak yang merenyeh-renyeh”
·
Hiperbola
“Engkau menempuh jalan kesenangan, aku menempuh
jalan berduri, melukai seluruh jiwaku”
2.
Diksi
· Makan
angin : Jalan-jalan
· Air
muka : raut wajah
· Lagu
lama : kenangan
·
Kerasan : merasa
senang disuatu tempat
2.
Unsur Ekstrinsik
a.
Adat :
Jika suami pulang kerja, hendaknya istri menyambutnya,
mempersilakan duduk, menganggalkan sepatunya.
b.
Etika :
Kartono, seorang dokter yang selalu ramah kepada
setiap pasiennya.
C.
Komentar / Pertimbangan
1.
Baik
Novel ini mengajarkan kita untuk rela berbagi dan
berkorban untuk orang lain. Dan yang membuat menarik dari novel ini adalah
permainan perasaan pengarangnya. Dan novel ini adalah peralihan bahasa Melayu
modern ke bahasa Indonesia.
2.
Buruk
Novel Belenggu adalah imitasi dari roman barat,
karena banyak menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda. Bagi yang sudah
biasa dengan bentuk buku roman barat modern pasti mengerti maksud dari
pengarang. Tetapi bagaimana mereka yang tidak mengerti bahasa belanda, mereka
kesulitan untuk memahami jalan cerita.
D.
Penutup
Meskipun tidak sedikit pembaca yang kesulitan
memahami bahasa yang digunakan, tetapi novel ini tetap dinikmati dan penuh
dengan muatan pesan yang dapat direnungkan dan diterjemahkan lebih dalam.
Permasalahan dalam cerita juga tidak terlalu rumit, karena cerita diambil dari
kisah kehidupan manusia biasa. Jadi buku ini dapat dibaca oleh para remaja dan
orang dewasa yang ingin mengisi waktu senggangnya.
”Lupakanlah,
matikanlah angan-angan. Lepaskanlah belenggu ini. Buat apa bergantung pada
zaman dahulu”.Coba angan-angankan, jiwa digantung! Mari tuan-tuan,
nyonya-nyonya, disini ada jiwa digantung!”
”Haru
biru yang selama ini dalam hatinya sudah hilang sama sekali. Belenggu yang
sebagai mengikat semangatnya sudah terlepas. Di hadapan mata semangatnya dengan
terang memanjang jalan yang akan ditempuhnya.”
Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Novel "Belenggu" Armijn Pane ~ Cyberstar >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Novel "Belenggu" Armijn Pane ~ Cyberstar >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Novel "Belenggu" Armijn Pane ~ Cyberstar >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK 7k